Selasa, 21 Mei 2013

Answered Prayer

Surabaya, 20 Mei 2013

"Itu PAC" kami buru-buru memasuki bus AC yang bersiap untuk berangkat dari terminal Bungur, Surabaya. Ini pertama kalinya untuk kita berdua, bukan ke Surabaya-nya, tapi ke naik bus kota tanpa orang yang benar-benar paham jalanan Surabaya.

"Gak ada bangku dua." kata gue ke dia.
"Kamu duduk di situ aja aku sini" tunjuknya bangku pojok deket jendela sebelah kanan. Dan dia duduk di bangku pas depan gue.

Terlihat dia mengajak ngobrol bapak-bapak sampingnya sembari menanyakan jalan menuju Gramedia Expo.  Bapak-bapak itu pun dengan ramah menjelaskan kami harus turun di mana.

"Dine, nanti kita sampe BRI Tower berdiri, udah deket katanya." ujarnya.

Yang dia gak tau senyum gue mengembang seiring dia balik badan ke depan. Nampaknya dia masih belum bisa tenang, bola matanya terus meliat ke kanan ke kiri bingung. Gue ketawa.

"Kenapa?" tanyanya sambil noleh ke belakang. Sadar diketawain.
"Matamu lola lolo."
"Hahah..ya aku gak tenang lo! Kalo kita nyasar gimana?"

"Ya nyasar bareng."

dia mendelik sambil balik badan lagi kedepan. Gue nyengir.

Sampai tadi malem, sebenernya kesepakatannya gue ke Surabaya sendiri, karena dia ada kuliah jam 10.30 sedangkan gue interview jam 14.00 gak mungkin dia nganterin gue.
Tapi keputusannya berubah sebelum kita tidur. Dia mutusin untuk bolos kuliah demi tersesat bareng gue di Surabaya. Yang gue bilang malem itu tentu aja gak setuju dia bolos kuliah, tapi akhirnya gue menyerah pada kenyataan bahwa gue memang butuh dia.

Akhirnya kita sampai di Grameia Expo. setelah dianterin temannya Uneth yang ngasih tau lamaran itu, gue ikutin proses interview terbuka yang baru pertama kali itu gue jalanin, dan dia, si patjar, alias Uneth jalan-jalan di Delta Plaza atau yang sekarang namanya berubah jadi Plaza Surabaya pas di depan kantor tempat gue wawancara.

kita sampe sekitar jam 13.00 dan gue selese interview sekitar jam 15.00 bayangin dia udah muterin mall itu brapa kali sambil nunggu gue kelar?

"Halo, aku udah selese ini, kamu di mana?" gue jawab teleponnya.
"O..aku masih di dalem mallnya ini, yawes tunggu di sana aku jemput."
"Loh ngapain? Aku aja ke sana kamu tunggu situ."
"Ngaco kamu, itu jalanannya rame banget! kamu susah nyebrangnya."

Di sini gue sadar. Gue pernah minta ini dulu, waktu gue pulang kerja di Jakarta, waktu hari udah sore, dan jalanan makin padet, yang ada hanya pikiran gue dan gue yang berjalan di tengah-tengahnya. Dan sembari nyebrangn jalan, dengan suara high heels yang berbunyi dan dengan suara klakson wira-wiri, gue berdoa.

"God, I wish I had someone to hold my hand." 

Doa itu rasanya seperti terjawab sudah. Dia nyengir di debrang jalan sambil lambai-lambain tangan. Gue dengan pakaian kantoran berdiri di samping jalan bales lambaiannya dia. Dengan gesit dia berhentiin mobil-mobil sambil terus jalan ke arah gue.

"Yuk." katanya pas sampe di samping gue. sambil nyodorin tangan.
guenya bengong.
"Oh gak mau digandeng? Yaudah."
"Eh! engga-engga!" gue buru-buru gandeng. tadi itu gue bengong rasanya kayak gak percaya. Dia gak tau alesan gue kenapa gue bengong. Dia gak tau gue simpen itu semua untuk ditulis di sini.

kita muter-muter mall yang baru masuk sudah disambut BREAD TALK! kangen sekali rasanya cium baunya. Karena di Malang gak ada Bread Talk, jadi harap maklum kalo gue terkesan katro. Uneth tau gue suka banget roti, yang gue gak tau dia ternyata udah berencana dari awal untuk beliin gue roti itu pas pulang :')

akhirnya kita pulang sekitar jam 16.30. dia tanya,
"Kamu inget kan nunggu besnya di mana? Tadi kata Reney dia udah ngasih tau kamu soalnya."
"Uum..tau kok, ini lurus, trus belok kiri" gue nyengir lebar.
"Ini lurus trus belok kanan trus baru kiri." dibetulin sama dia.
"Oiya gitu maksudku"
"Ah kamu."
"HE HE HE, kata Reney tanya aku? Kamu kok tau?"
"Iya lah aku bilang kasih tau aku juga kalo Ika mah gak bisa inget dia pasti."
"HAHAHA."

beruntungnya, beruntungnya gue hari itu. Itu terus yang ada dipikiran gue saat kita pulang naik bus kota ekonomi yang panas dan sumpeknya sama kayak naik 102 Tanah Abang - Lebak Bulus. gue tau dia capek. Tapi yang gue liat dia selalu buat nada yang riang supaya gue tetep semangat. Dan itu juga ada di doa gue waktu macet panas-panasan, satu-satunya hiburan hanya suara Radia Prambors di kuping. Siarannya Imam Darto.
Tapi ini, dia bukan cuma menghibur gue, tapi dia ada di samping gue.

"Panasss, sampe rumah aku pasti mandi."
"Aku engga."
"Yek jorok."
"Biarin, kamu gak mungkin mandi."
"Enak aja, aku selalu mandi ya dulu pulang kantor."
"Iya sehari sekali."
"Engga yaa sehari tiga kali! pagi, pulang kantor, sama jam 1 malem kalo kepanasan aku mandi. Cuma di Malang aja yang aku mandi bisa sehari sekali."

Kita lanjut makan cemilan di bus menuju Malang. Dia beli jajanan kesukaannya di dalem bus: Tahu. Dan kita punya sederet cerita yang terukir hari itu.

Sampe rumah gue sms.
"Ini aku lagi masak air panas buat mandi."

dia bales.
"Ini aku main RO."
tetep konsisten untuk gak mandi lagi :))

Yasudahlah ya, yang penting Tuhan kadang jawab doa kita gak langsung, bisa aja jawabannya tunggu, satu hari, tiga bulan, atau tiga tahun kayak gue ini. Dan pada saat dijawab, itu benar-benar indah kawan.

benar-benar.. indah :)
Share:

2 comments:

AllanCube mengatakan...

Wuiiii..
Cerintanya bikin tersentuh bung..
Jadi trenyuh..
I LOVE YOU MY LOVELY PUMPKIN
:*

erica geraldine mengatakan...

i love you too sweety tomato :*