Senin, 21 Oktober 2019

10 Pelajaran yang Diambil Selama 30 Tahun Hidup


12 Oktober dua minggu lalu saya memasuki kepala 3. Gak terasa saya bersama tubuh ini sudah melewati 30 tahun bersama. Terima kasih tubuh 😚 sudah berkolaborasi saat sedang menangis di bus, kereta, atau kantor tidak seorang pun yang tau, saat ngantuk di kantor tetep bisa terjaga, ikut bahagia waktu satu per satu mimpi jadi kenyataan, cuma agak sebel aja sama hati yang gak kekontrol sama otak. Suka gak mau denger kalo dibilang harus pake logika.

Dari selama pengalaman hidup selama 30 tahun (duh masih belum terbiasa nyebut angka ini 😅 kayak tua banget gitu) terkumpul 10 hal yang telah saya pelajari (tadinya mau dikumpul sampai 30 tapi kepanjangan keknya):

1. Tidak selamanya orang yang saya kasihi bisa mendampingi saya and vice versa
Di umur segini saya udah ngerasain kehilangan Kakek Nenek dari kedua orangtua saya. Itu berarti orangtua saya kehilangan orangtuanya. Cara mereka menghadapi dunia tanpa orangtuanya membuat saya tersadar saya harus belajar kedepannya, jika suatu saat ini terjadi pada saya, hal apa saja yang harus dipersiapkan untuk saya menghadapi dunia? Memang sampai sekarang masih dalam proses belajar, tapi paling tidak, alarm bahwa saya sudah dewasa telah hidup.

2. Ada hal yang tidak bisa diulang, maka seize your day.
Carpe diem, atau Seize the day. yang dapat diarktikan hidupilah hidup. Hiduplah untuk hari ini karena waktu tidak dapat diulang. Begitu juga memori di dalamnya.

3. You are what you attract.
Ini salah satu pelajaran hidup yang paling kuat saya pegang. Kalau ingin mendapatkan orang yang tidak selingkuh-selingkuh, sayang kamu sepenuhnya, bisa. Ingin dapat orang yang rapi, bisa. Ingin dapat yang rajin, bisa. Semua kontrol di saya. Saya yang memilih pasangan adalah orang baik-baik atau tidak. Semua balik ke diri saya sendiri. Kalau masih dapat orang yang tidak sesuai, berarti ada yang salah dengan diri saya sendiri.

4. Menikah saat diri sendiri sudah bahagia.
Jangan berpikiran menikah dapat menjadi peralihan kesedihan saat ini. Bahtera rumah tangga lebih banyak rintangannya. Sudah banyak kasus aneh yang saya lihat di media sosial. Dan mungkin inilah juga yang membuat saya belum menikah juga hehehe.

5. Ada masanya saya patah hati paling sakit, tapi waktu menyembuhkan.
Time heals. 

6. Tua adalah ketika berhenti belajar
Maka dari itu sebisa mungkin saya belajar apapun itu, dari bahasa baru, merajut, bermain rubik, sampai belajar lirik lagu rap. Termasuk mempelajari diri saya sendiri. Dulu mulut saya ini suka berbicara yang tanpa saya sadari menyakiti persaan orang lain. Hingga saat ini saya masih belajar cara mengkontrolnya. Tapi udah jauh berkurang. Untuk orang-orang yang pernah tersakiti dengan ucapan saya, saya mohon maaf 🙏

7. Kerja itu bertaruh pada ego yang diinjak
Ego adalah musuh terbesar dalam diri saya. Untuk itu saya bersyukur dapat belajar untuk menguranginya dengan bekerja. Menjadi budak korporat (baca: bekerja) itu bisa jadi hal yang membosankan. Kenapa membosankan? Karena saya mengikuti mau bos saya bukan mau saya. Tapi dari sini saya belajar, obat untuk menghilangkan ego saya adalah menurut. Dengan menurut seseorang dapat menjadi rendah hati.

8. Jika saya memang salah, saya tidak membenarkan 
Saya akan mengakui kesalahan saya dan bukan membela perbuatan saya yang salah.

9. Menjadi pribadi versi saya
Ada masanya orang mengomentari penampilan yang terlalu terbukalah, yang sudah tua tapi belum menikah, ada aja orang yang akan mengurusi hidup saya dan bukan hidupnya sendiri. Yang harus saya lakukan adalah, menjadi diri saya sendiri dengan mengetahui apa yang saya mau.

10. Jujur dan pegang yang baik
Selama ini orang ngira karena saya suka nulis, maka saya suka mengarang cerita. Alias bisa aja saya mengarang omongan saya dikehidupan nyata. Padahal saya selalu menulis apa yang saya rasakan secara jujur. Karena terlalu jujur ini, makanya saya sulit nulis novel :))) yang udah-udah kejadian ya gini tulisannya. curhat. Gakpapa, mereka mo menilai apapun, toh kejujuran yang saya tanam ini akan membuahkan sesuatu di hari-hari kedepan. Pegang yang baik-baik saja.

Itulah tadi pelajaran hidop yang bisa saya ambil selama 30 tahun ini. Nomor berapa yang paling kamu suka? Tulis di kolom komentar ya! :)
Share:

Senin, 01 April 2019

Beberapa Hal yang Menghambat Menulis

Sebenernya udah tau kalau ada yang salah dari saya. Terutama dalam hal procrastinating. Karena ide cerita ada di kepala. Tapi setiap ada waktu untuk buka microsoft word malah ada dorongan untuk kabur. Mungkin saya takut untuk melanjutkan dan ternyata nyandat. Jadi, munculah beberapa tools untuk saya kabur, yaitu:

1. Twitter
2. Instagram
3. Netflix
4. Film yang sudah didownload
5. Buku-buku yang belum selesai dibaca
6. Whatsapp
7. Bengong
8. Akumulasi kerjaan yang menumpuk

Gak tau apa ini cuma saya apa semua penulis ngerasa gini. Tapi semakin lama saya menunda, semakin lama jadinya buku saya. Padahal jalan cerita udah ada. Selalu di sana. Cuma banyak yang harus dimasukin jadi bingung.

Semuga dengan menulis ini di sini sebagai pengingat kekurangan dan pemicu untuk berani buka word and just freakin start.
Share: